JELANG tutup bulan, 30 Maret 2021, dilakukan rapat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi. Rapat kali ini tak lain membahas dan mengevaluasi pengajaran yang sudah dilakukan oleh PKU (Pendidikan Kader Ummat). Tujuannya agar ke depan, bisa lebih baik lagi dan disempurnakan sistem dan pengajarannya.
Direktur PKU Kuyai Abubakar sebagai pembicara di tahap awal mengatakan, PLU sudah berjalan lancar. “Alhamdulillah PKU sudah berjalan lancar dengan baik, rekrutmen dan seleksi serta pemgaturannya juga cukup baik. Perkuliahan sesuai dengan jadwal, rencana, dan materi, namum tempat belum sesuai yang diharapkan. Dari semula di kantor Kemenag kita alihkan ke tempat lain. Insya Allah kita carikan tempat lain, sudah ada dari walikota, wakil walikota juga ada, dan Masjid Al Barkah juga sudah bersedia,” ujar Abubakar.
Dia pun mengatakan, penjadwalan dan dosen-dosen pengajar, rata -rata bergelar akademi S3, namun ada juga yang mesti dibenahi. misal jadwal ngatur jam ngajarnya. “Kemudian ada materi kuliah baru, misal dari Pak Soekandar Ghazali yakni Muhammadiyah, Pancasila, dan NKRI di tiap Jumat pertama awal bulan. Kemudian ada dari Kiyai Abu Dedat dan Pak Hasnul misal MUI dan ekonomi Islam. Jadi ini diangkat dalam rangka mengangkat agama Islam di Kota Bekasi,” lanjutnya.
Sementara Sekretaris PKU Lukmanul Hakim juga berkata sama. “Alhamdulillah kehadiran dan keaktifan mahasiswa sekitar di atas 80 persen cukup bagus. Sekarang bagaimana kita melayani mahasiswa agar lebih baik lagi, dosen wajib hadir 20 menit sebelumnya. Honor mahasiswa dan dosen kita berikan sebulan sekali, mahasiswa yang full belajar sehari penuh dapat honor. Kita juga ingatkan kepada mahasiswa agar kehadiran mereka sangat menentukan jalannya perkuliahan. Sampai saat ini mereka puas atas kehadiran dan kuliah dari dosen-dosennya,” katanya.
Sedangkan Wakil Ketua Umum MUI Kota Bekasi Soekandar Ghazali menegaskan bahwa terkait persoalan tempat, dia hanya melihat keputusan awal di mana memang belum sempat dipakai di Kemenag sehingga pindah ke rumah ketua umum. “Jadi supaya pembinaan PKU jelas kita kembalikan tempat di Kemenag. Kemudian dosen dimanfaatkan yang ada dulu di MUI. Misal Kiyai Abu Deedat dan Budiardjo,” imbuhnya. (zas)