SEKRETARIS Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi H Hasul Kholid Pasaribu mengaku geram dan muak atas tingkah laku Ali Mochtar Ngabalin belakangan ini. Bahkan, Sekretaris Umum Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bekasi itu meminta dan mendesak langsung agar Presiden Jokowi memecatnya sebagai tenaga ahli staf kepresidenan.
Penegasan itu disampaikan Hasnul usai shalat Jumat (14/5). “Saya meminta dan mendesak langsung Presiden Jokowi agar mencpot orang itu dari staf kepresidenan. Sangat tidak pantas oang yang bergelar doktor, berbicara tidak mendidik dan mengeluarkan kata-kata yang seolah-olah anti kritik,” tegasnya.
Hasnul menilai, apa yang dituduhkan Ngabalin kepada Busyro Muqoddas yang merupakan Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM dan juga pernah menjabat Ketua KPK, sama sekali tak masuk akal pikiran manusia normal. Justru yang punya otak sungsang aaah orang-orang seperti Ngabalin yang keinginannya hanya mengejar jabatan melulu.
“Karena itulah saya sekali lagi mendesak Presiden untuk memberhentikan kedudukan Ngabalin di Istana. Sebab mulutnya yang memang sangat berbahaya. Saya juga mendesak Ngabalin untuk meminta maaf kepada Pak Busyro dan warga Muhammadiyah dengan ucapannya yang dinilai tidak mencerminkan sebagai seorang jabatan yang keren di Istana,” papar Hasnul.
Sebagai tenaga ahli KSP, seharusnya Ngabalin tidak menanggapi secara emosional dengan kata-kata yang menghina pribadi, menyinggung persyarikatan Muhammadiyah dan mengalienasikan etika politik yang baik. Seperti diberitakan sebelumnya, Ali Mochtar Ngabalin menanggapi kritikan Busyro Muqoddas dengan nada emosional. Dia juga menyindir Busyro lebih cocok berada di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) anti korupsi atau bahkan masuk ke partai politik ketimbang menjadi pimpinan Muhammadiyah. Bahkan, Ngabalin menyebut Busyro Muqoddas berotak sungsang.