JAKARTA — Sekertaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan hadir dalam Standarisasi Da’i ke-17 MUI yang digelar Komisi Dakwah MUI Pusat
Dalam kegiatan yang berlangsung di Wisma Mandiri, Senin (31/10/2022) tersebut, Buya Amirsyah Tambunan tampil sebagai pembicara yang memaparkan Ke-MUI-an di hadapan para peserta Standarisasi Da’i MUI.
Dalam pidatonya, Buya Amirsyah menyampaikan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki 3 peran strategis, di antaranya: khodimul ummah (pelayanan umat), himayatul ummah (melindungi ummat dari praktik-praktik kehidupan umat yang dilarang dalam Islam), dan shodiqul hukumah (mitra pemerintah yang turut memandu atau mengarahkan berkenaan dengan aspek-aspek sosial keagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara).
Ia juga mengatakan, tujuan peran MUI sebagai khodimul ummah, himayatul ummah, dan shodiqul hukumah yaitu ulama memberikan rekomendasi terkait fatwa yang meluruskan dan menyempurnakan, menguatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhuwah Islamiyyah, dan memberikan tuntunan kepada umat Islam. Selain itu ulama memberikan solusi ketika ada upaya memecah belah bangsa, dan menjadi pelindung antar ulama dan umara.
Ia juga menyampaikan bahwa sebagai seorang mubaligh kita harus memiliki standarisasi kompetensi, sebagaimana Firman Allah dalam Surat As-Saff ayat 10-11:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (۱۰) تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (۱۱)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?. Engkau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.
“Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 3 hal dalam standarisasi kompetensi, yaitu: ilmu pengetahuan, komitmen para da’i, dan integritasi” ujar Buya Amirsyah.
Menutup pemaparannya, Buya mengatakan, “Hidup ini bagaikan perniagaan, ada untung ada rugi, maka dari itu mari kita berjuang dalam perjalanan dakwah ini; bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
(Ratna/Fakhruddin)