JAKARTA– Pimpinan MUI di bidang Kerukunan Antar Umat Beragama (KAUB) menghadiri undangan Forum Komunitas Hijau Nusantara dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2022, di Joglo Nusantara, Depok, Sabtu (11/12/2022).
Acara ini dilaksanakan secara offline dan dihadiri oleh perwakilan pemuka-pemuka besar dari masing-masing umat beragama berbeda.
Ketua MUI Bidang KAUB, Buya Yusnar Yusuf mengatakan bahwa lingkungan harus bisa kita jaga, kita pelihara, dan kita dambakan.
Dengan demikian, Yusuf mengajak masyarakat menyelamatkan diri dari azab Tuhan. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan, ” ujarnya.
Dia mengatakan, kita harus saling muhasabah atau instrospeksi diri. Ini untuk mengukur apakah nilai dari masing-masing agama sudah diimplementasikan kepada umat kita masing-masing atau belum.
Sementara itu, Wakil Sekjen MUI Bidang KAUB KH. Abdul Manan Ghani menyampaikan bahwa acara ini mengusung tema “Dialog Tokoh Lintas Agama untuk Tata Ruang dan Lingkungan yang Sehat”. Acara ini tidak lepas dari perayaan momentum pergantian tahun.
“Kalau soal teologi kapita syari’ah, sudah jelas hukumnya dalam Al-Qur’an surat Al-Kafirun ayat 6, ” ujarnya.
“Lakum dinukum waliyadin, yang artinya untukmu agamamu, dan untukku agamaku, ” lanjutnya.
Kiai Manan mengatakan, tanda kerusakan di muka bumi itu akibat ulah tangan manusia.
Dia berharap, acara Forum Komunitas Hijau Nusantara ini menjadi renungan reflektif bagi masyarakat sekitar di tengah kondisi lingkungan yang kini sedang tidak baik-baik saja.
“Kami mengajak masing-masing umat beragama membuat teologi kerukunan tentang bagaimana lingkungan ini menjadi baik nantinya untuk anak cucu kita kedepannya, ” ungkapnya. (Ratna/Azhar)