MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi menggelar rapat perdana pasca lebaran Idul Fithri. Kali ini yang menjadi pembahasan utama ada dua hal yakni soal penempatan kantor Kemenag yang lama bagi MUI Kota Bekasi dan perihal pemahaman Kristologir bagi para dai se-Kota Bekasi.
Untuk yang pertama, MUI Kot Bekasi memang harus berpacu dengan waktu menyusul sudah pidahnya kantor Kemenag Kota Bekasi ke gedung baru di Jalan Ahmad Yani Kota Bekasi. “Gedung kementerian agama yang lama sudah ditandatangani dan kita diberi secara keseluruhan. Hal ini juga sudah dibicarakan dengan Walikota (Rahmat Effendi) bahwa kantor kemenag jadi milik MUI Kota Bekasi. Dan hari ini saya sudah silaturahim dengan kepala Kemenag dan Walikota untuk mengucapkan terimakasih atas penyerahan gedung,” ujar Sekum MUI Kota Bekasi Hasnul Kholid Pasaribu.
Persoalan listrik dan AC menjadi hal utama. “Semua sudah bersih tinggal kita pakai. Selanjutnya pada 14 Mei lalu Walikota menulyuruh kita membuat surat untuk pembelian AC yang akhirnya diajukan 32 AC dan juga untuk pengecatan. Kalau menggunakan gedung kita butuh staf minimal enam orang, maka diajukan TKK (tnaga kerja kontrak). Jadi sekarang semua sudah beres , tinggal menunggu surat dari eselon I Kemenag untuk penggunaannya,” jelas Hasnul.
Sedangkan persoalan pendidikan Kristologi, akan dilakukan selama dua bulan, mulai Juli hingga Agustus mendatang. “Untuk pelatihan Kristologi waktunya selama dua bulan setiap Rabu, berarti 8 x pertemuan
Berkaitan dengan materi nantinya dibantu dengan materi penunjang seperti materi kaitan dengan akidah dan peta dakwah. Ada dua kali pertemuan, pertama berkaitan dengan menghadirkan nara sumber dari FKUB dan pihak luar.
Untuk pesertanya dari rekomendasi pihak MUI Kecamatan di antaranya MUI Kecamatan, NU, Muhammadiyah, dan lainnya,” papar Abu Dedat, Koordinator Pendiikan Kristologi. (zas)