AGENDA terdekat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi adalah pendidikan mualaf. Karenanya, diharapkan setelah selesai pembukaan pendidikan mualaf, gedung MUI Kota Bekasi akan terselenggara pendidikan bagi kaum mualaf se Kota Bekasi.
“Rencana setelah pembukaan pendidikan mualaf, kegiatan jangan terhenti disitu saja, tapi setiap hari ada kegiatan muallaf, misal pengajian, belajar shalat dan lainnya. Sampai Desember ini, jadi setelah pertemuan mualaf nanti harus terus berlanjut, setiap minggu minimal ada kegiatan mualaf di gedung kita ini sekaligus memperarat hubungan dengan sesama, ” ujar Ketua MUI Kota Bekasi KH Mir’an Syamsuri, Rabu (20/10/2021).
Sedangkan salah satu pengurus harian MUI Kota Bekasi Budiardjo mengaku bahwa sebelum pandemi sudah dirancang untuk pendidikan mualaf. “Sekarang mungkin kita bikin silabusnya untuk lancarnya kegiatan jni, ” tegasnya.
Hal senada disampaikan pengurus MUI lainnya, Abubakar. “Jika ingin melakukan pembinaan secara reguler maka kita bikin mereka bisa shalat, baca quran, dan studi islam, kemudian kita satukan saja dengan kaum duafa yang tak paham agama Islam, ” ujarnya.
Tak kalah seru Abu Dedat pengurus MUI Kota Bekasi lainnya menjelaskan bahwa wawasan keislaman para mualaf itu bervariasi, jadi perlu didata dulu. “Kemudian muallaf yang bagaimana yang harus ditangani MUI.
Jangan sampai mualaf kembali lagi ke agama asalnya karena kurangnya pembinaan dari kita. ”
Sedangkan Muhamad Mirza selaku ketua komisi mualaf MUI Kota Bekasi menjelaskan bahwa program pembinaan mualaf akan berlangsung pada Sabtu (23/10/2021) dan jumlah pesertanya 30 orang. Dengan demikian seluruh persiapan untuk mualaf sudah matang.
Selain membahas persoalan mualaf, pengurus MUI Kota Bekasi juga merencanakan studi banding antara Brebes dan Tegal. (zas)