INDONESIA secara umum dilihat sebagai bangsa yang akur dari bangsa lain, karena ciri khas islam di Indonesia yang moderat. “MUI jadi indah betul karena ada 11 komisi di dalamnya, satu diantaranya komisi fatwa. Isu dibubarkan MUI adalah tidak rasional. MUI tidak bisa dibubarkan krn secara lazim di setiap massa ada saja isu seperti itu. Keberadaan MUI harus dan wajib ada. MUI sangat luas ruang geraknya, ” ujar salah satu Ketua MUI Pusat Prof Dr Amany Lubis di acara Mukerda MUI Jabar, Rabu (24/12/2021).
Dia pun memberi contoh misalnya ekonomi Islam yang sudsh sangat maju dari sisi UU yang didukung oleh MUI. “Di Emirat Arab sendiri masih sebatas pembahasan boleh tidaknya membuat replika Kabah, di Indonesia sendiri sudah sejak TK diajarin manasik haji dengan replika Kabah agar dikenal sejak jauh jauh hari. Jadi sangat banyak peran ulama MUI. Kemudian soal soal fatwa perlindungan satwa. Jadi ajaran Islam sangat luhur dan mulia dan itu semua karena adanya MUI, ” lanjutnya.
Diakuinya bahwa persoalan umat terlalu banyak masalah dan itu tinggal bagaimana umat Islam bersatu untuk menuntaskannya. “Kembali ke soal pembubaran MUI, kita harus tetap waspada dan introspeksi diri dan tenang. Saya pernah bertanya kenapa anggota pengurus pusat lebih dari 1.000 orang masuk di sana sini, jadi memang semangat menambah teman itu harus selektif. MUI adalah wadah pelayanan dan pemersatu umat. NKRI jadi pegangan kita. Kita bersatu di bawah NKRI, ” tandasnya.
Persoalan pembubaran MUI jadi trending topic di acara Mukerda Jabar. Hampir setiap penanya mempertanyakan soal ada apa dengan isu pembubaran MUI. “Jika perlu ada skrining untuk pencalonan anggota MUI. Pengurus MUI harus buka mata dan telinga untuk mendengar apa yang terjadi di masyarakat, ” kata Aminy, wanita kelahiran Kairo ini. (Zas)