Alquran kitab terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, merupakan seperangkat pedoman bagi umat manusia hingga akhir zaman.
Oleh sebab itu, Alquran adalah mukjizat terbesar yang diterima Rasulullah SAW.
Keistimewaan, keagungan, dan kehebatan Alquran telah ditegaskan dalam berbagai ayat. Namun hal tersebut tak luput dari reaksi kaum kafir yang masih meragukan kemukjizatannya.
Karenanya Allah SWT menantang bagi siapa saja yang meragukan Alquran untuk membuat tandingan yang serupa dengannya.
Tercatat, Allah SWT membantah tuduhan tersebut dengan meminta kaum musyrik menandingi Alquran dalam tiga tahapan.
Pertama, menantang kaum musyrik membuat yang semisal dengan Alquran dalam segi uslub umum yang meliputi orang Arab, orang ajam, manusia, bahkan jin untuk menandinginya. Firman Allah SWT dalam surat Al Isra ayat 88, yaitu:
قُلْ لَّىِٕنِ اجْتَمَعَتِ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلٰٓى اَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لَا يَأْتُوْنَ بِمِثْلِهٖ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا
“Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Alquran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.”
Mengutip penjelasan Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia ayat di atas dijelaskan dengan hadits Nabi yang diriwayatkan Ibnu Ishaq dan Ibnu Jarir dari Sa’id dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Salam bin Misykam dan kawan-kawannya sesama orang Yahudi datang menghadap Rasulullah SAW dan berkata, “Bagaimana kami akan mengikuti engkau Muhammad, padahal engkau telah meninggalkan kiblat kami dan Alquran yang engkau bawa itu susunannya tidak seperti kitab Taurat. Karena itu turunkanlah kepada kami sebuah kitab yang dapat kami periksa. Kalau kamu tidak sanggup mendatangkannya, maka kami akan mendatangkan kepada kamu sesuatu yang sama dengan yang engkau bawa itu.”
Maka Allah SWTmenurunkan ayat ini yang menegaskan kepada mereka bahwa mereka semuanya tidak akan sanggup membuat kitab serupa dengan Alquran.
Kedua, menantang kaum musyrik dengan mendatangkan sepuluh surat saja untuk menyaingi kemukjizatan Alquran. Firman Allah SWT dalam surat Hud: 13-14, yaitu:
اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗقُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهٖ مُفْتَرَيٰتٍ وَّادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ . فَاِلَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اُنْزِلَ بِعِلْمِ اللّٰهِ وَاَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚفَهَلْ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
“Maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka (katakanlah), “Ketahuilah, bahwa (Al-Qur’an) itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (masuk Islam?). Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat Alquran itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (Alquran) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Dalam kitab Tafsir Jalalain disebutkan mengenai ayat di atas bahwa ukuran sepuluh ayat yang sama dengan Alquran baik dari sisi kefasihan bahasa dan kualitas sastranya. Pada ayat ini Allah SWT memberikan keringanan membuat 10 surat yang mampu menandingi Alquran.
Ketiga, menantang kaum musyrik untuk mendatangkan satu surat yang mampu menandingi Alquran. Firman Allah SWT dalam surat Yunus ayat 38, yaitu:
اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗ قُلْ فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّثْلِهٖ وَادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
“Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, “Buatlah sebuah surah yang semisal dengan surah (Alquran), dan ajaklah siapa saja di antara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Tantangan untuk membuat satu surah yang serupa dengan Alquran diulang kembali dalam firman-Nya surat Al Baqarah ayat 23, yaitu:
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
“Dan jika kamu meragukan (Alquran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Namun, Allah kembali menegaskan pada surat Al Baqarah ayat 24 sampai kapanpun tidak akan ada yang sanggup menandingi keangungan Alquran bahkan membuat hal yang serupa dengannya.
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
“Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.”
Meski Allah SWT telah mengabarkan bahwa tidak akan ada yang sanggup untuk membuat satu surah untuk menandingi Alquran, namun masih terdapat pihak yang coba menjawab tantangan tersebut salah satunya Musailamah al-Kadzdzab.
Musailamah al-Kadzdzab adalah seorang yang mengaku sebagai nabi dan rasul pada masa Nabi Muhammad. Musailamah bahkan membuat surah baru dengan nama Difda’ (Kodok) yang ingin menyerupai surat Al-Fiil (Gajah).
Tantangan-tantangan yang telah Allah SWT sebutkan di atas tidak ada makhluk yang sanggup membuat tandingan bagi Alquran barang satu surah saja baik itu pada masa Nabi Muhammad SAW ketika masih hidup, setelah Nabi meninggal, hingga saat ini.
Karenanya ketiga tantangan tersebut mematahkan semua tuduhan yang mengatakan bahwa Alquran adalah karangan Nabi Muhammad SAW. Wallahu’alam
(Isyatami Aulia, ed: Nashih).